Diantara karya seni rupa di bawah ini yang tidak termasuk karya seni rupa terapan adalah. Motif di atas banyak digunakan sebagai hiasan pada benda kerajinan, misalnya ukiran, kain atau Olehkarena itu diharap motif flora yang akan kita bagikan berikut ini dapat memberikan tambahan ide untuk membuat motif flora serta bisa memperingan anda dalam merancang motif flora idaman anda.Informasi yang dapat kami sampaikan kali ini terkait motif flora dengan judul artikel 51+ Konsep Motif Flora Banyak Dijumpai Pada berikut ini. FungsiSeni Dekoratif. Adapun fungsi dari seni dekoratif adalah sebagai berikut: Mempercantik dan memperindah suatu objek seperti ruangan, bangunan atau objek-objek lainnya. Menjadikan manusia lebih kreatif lagi untuk membuat tampilan suatu objek menjadi enak dan nyaman dipandang mata. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai cara-cara Ragamhias adalah karya seni yang bertujuan untuk menambah keindahan pada benda baik untuk hiasan maupun benda fungsional. Seperti halnya kesenian lain, ragam hias merupakan salah satu bentuk seni rupa yang melekat dengan identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kamu bisa menemukan ragam hias atau ornamen di rumah adat, ruang tamu, bangunan MengenalKarya Kerajinan Nusantara. Karya kerajinan disebut juga karya kriya. Indonesia memiliki banyak jenis karya kriya. Gambar 1 menunjukkan berbagai karya kerajinan pada stan pameran kerajinan. Dalam bab ini kamu akan mempelajari jenis-jenis karya kerajinan yang ada di Indonesia, dilihat dari bahan, sifat, dan fungsinya. Dalam bab ini juga, kamu akan mempelajari cara menilai karya kerajinan. Kemampuanpenikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni akan memberikan kesenangan dan kepuasan batin. Artistik. bentuk atau raut yang indah (beauty) pada benda atau karya seni yang dapat memberikan rasa senang dan makna kesadaran estetik pada pengamat serta penikmat keindahan. Artefak. merupakan benda-benda budaya atau AK2J. bentuk-bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khan sendiri. Setiap motif dibuat dengan berbagai bentuk dasar atau berbagai macam garis, misalnya garis berbagai persegi, segitiga, segiempat, garis ikal atau spiral, melingkar, berkelok- kelok horizontal dan vertikal, garis yang berpilin-pilin. Motif yang dibuat memiliki bentuk dasar yang berupa susunan garis lengkung, ikal, lurus, maupun melingkar atau disebut pilin. Motif merupakan sebuah karya seni yang diambil dari bentuk-bentuk alam yang ada disekitarnya. Hasil dari stilasi yang ada di alam berupa motif flora, fauna, manusia. Selain bentuk yang berasal dari alam, juga terdapat motif yang berasal dari hasil khayalan contoh motif buroq, lembu suana, singa bersayap merupakan bentuk binatang yang tidak ada didunia nyata. Selain itu motif juga dapat dipengaruhi oleh budaya luar, seperti motif mega mendung merupakan motif yang dipengaruhi oleh budaya Tiongkok ataupun motif kala yang ada di candi-candi merupakan pengaruh dari India. Dari beberapa bentuk yang ada, motif dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya yaitu motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan, motif benda alam, motif benda teknologis, dan kaligrafi. Menurut Betes 1960 dalam Kismartanto, 20074 pola adalah bagian dari suatu hiasan atau pengulangan motif. Yang berarti bahwa pola terdiri dari motif yang disusun dengan sedemikian rupa secara berulang-ulang. Motif yang disusun secara struktural dan berulang-ulang menjadi sebuah ornamen. Macam-Macam Motif Menurut Soepratno 199711 pada dasarnya jenis motif terdiri dari 1 motif geometris berupa garis lurus, garis patah, garis sejajar, lingkaran dan sebagainya. 2 motif naturalis berupa tumbuh-tumbuhan, hewan dan sebagainya. Sejalan dengan Triyanto 200826 secara umum, bentuk-bentuk motif ukiran ada beberapa jenis. Jenis-jenis itu antara lain adalah motif tumbuh-tumbuhan, motif geometris, motif binatang, motif manusia, dan motif benda-benda alam. Tiap-tiap jenis motif ini dapat dikembangkan secara bervariasi dengan gaya atau karakter yang berbeda. Berdasarkan pemaparan tersebut motif terdiri dari beberapa jenis, seperti motif tumbuhan, motif hewan, motif manusia, motif geometris maupun motif alam benda. Selain beberapa jenis motif di atas, motif juga dapat dikembangkan sesuai dengan gaya atau karakter yang bervariasi. Penggolongan ornamen secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu ornamen geometris dan ornamen organis. Ornamen geometris tersusun dari garis- garis dan bidang geometris. Corak pada ornamen geometris pada umumnya abstrak dan semi abstrak atau setengah abstrak. Pada ornamen organis melukiskan objek-objek alam yang masih dikenali bentuk aslinya. Pada ornamen organis terbagi menjadi berbagai jenis motif diantaranya yaitu motif manusia, motif hias binatang atau fauna, motif hiat tumbuhan atau flora, motif hias nenek moyang, motif hias imajinasi, dan masih banyak lagi. Salah satu penggolongan motif yaitu motif geometris. Motif geometris disebut sebagai motif tertua dalam ornamen, karena motif ini telah ada sejak zaman prasejarah. Menurut Guntur 200441 ornamen berjenis geometris adalah ornamen yang elemen-elemen pembentuknya bersumber dari motif geometris ilmu ukur. Motif garis lurus, lengkung,lingkaran, segitiga, segi empat, pilin, meander, dan lain-lain diterapkan pada berbagai barang, baik untuk keperluan sehari-hari maupun benda-benda unruk upacara tertentu. Bentuk elemen itu disusun secara berulang repetisi, berseling interval, bergradasi, berkombinasi, dan lain-lain, baik secara vertikal maupaun horisontal, dan atau diagonal. Selain itu, Suhersono 200412 memaparkan bahwa bentuk desain ini berdasarkan elemen geometris, seperti persegi panjang, lingkaran, oval, kotak, segitiga, segiempat serbagai segi, kerucut, jajar genjang, meander, dan berbagai garis. Dari pemaparan di atas bahwa unsur dari motif geometris yaitu terdiri dari garis-garis dan bidang, baik garis lurus, lengkung ataupun patah, dan bidang lengkung ataupun bidang datar. Perkembangan motif geometris berasal dari bentuk titik, garis ataupun bidang yang disusun secara berulang-ulang. Motif ini termasuk kedalam motif abstrak, karena bukan merupakan bentuk stilasi dari alam. Di Nusantara sendiri motif geometris sangat banyak dijumpai dalam beberapa hasil karya seni, baik penerapan pada kain, kayu ataupun batu. Seperti terlihat pada hasil karya seni berupa gendang, perunggu, nekara pada umumnya diberi motif geometris. Selain itu juga terdapat pada perisai suku asmat di Papua yang sebagian besar menggunakan motif geometris, dan beberapa hasil karya seni lainnya. Fungsi Motif Ragam Hias Figuratif – Apakah Grameds menyadari bahwa karya seni yang ada di negara kita ini memiliki beragam motif unik? Yap, pemilihan bentuk motif yang diterapkan pada berbagai karya seni, mulai dari kain batik hingga perabotan rumah tangga. Pemberian bentuk motif yang bervariasi tersebut tidak semata-mata untuk hiasan saja, tetapi juga bentuk perwujudan penghormatan kepada dewa yang mereka yakini selama ini. Dari sekian banyak ragam hias itu, salah satunya adalah ragam hias figuratif yang mempunyai corak khusus yakni menggunakan manusia sebagai objeknya. Figur manusia sebagai objeknya ini menjadi ragam hias yang telah tersebar di Nusantara, sebab pada dasarnya manusia adalah subjek sekaligus objek dari kebudayaan. Lalu sebenarnya, apa sih ragam hias figuratif itu? Bagaimana penerapan ragam hias figuratif ini dalam kebudayaan Nusantara kita? Apakah ragam hias hanya sekadar figuratif saja atau ada bentuk motif yang lainnya? Nah, supaya Grameds tidak bingung akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini! Pengertian Ragam HiasFaktor Pengaruh Pada Motif Ragam HiasPengertian Ragam Hias FiguratifFungsi Ragam Hias1. Fungsi Simbolis2. Fungsi Teknis Konstruktif3. Fungsi EstetisPenerapan Ragam Hias Figuratif Dalam Kebudayaan NusantaraMengenal Bentuk Ragam Hias Non-Figuratif1. Motif Ragam Hias Abstrak2. Motif Ragam Hias Anyaman3. Motif Ragam Hias Barong4. Motif Ragam Hias Batik5. Motif Ragam Hias Bordir Pengertian Ragam Hias Sebelum membahas apa itu ragam hias figuratif, akan lebih baik jika Grameds mengerti sekaligus memahami akan definisi dari ragam hias. Keberadaan ragam hias ini sudah kerap dijadikan pembahasan oleh para ahli, sehingga menghasilkan beragam definisi akan hal tersebut. Meskipun demikian, definisi tersebut memiliki kesamaan satu sama lain. Menurut Ashari 2013, ragam hias adalah setiap bentuk yang merupakan komponen dari produk seni, dengan ditambahkan atau memang sengaja dibuat untuk tujuan hiasan dan menambahkan keindahan dari suatu barang supaya terlihat lebih menarik. Ragam hias ini biasanya disebut dengan istilah “motif” di kalangan masyarakat luas. Bentuk motif yang diterapkan dalam karya seni baik itu seni murni maupun seni terapan, pasti berbeda-beda bergantung ciri khas yang ada di daerah tersebut. Menurut Toekio M 2010, setiap motif itu memiliki makna yang berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Berhubung motif itu berperan sebagai hiasan, maka bentuknya akan menangkap sistem budaya masyarakat yang dominan di daerah yang bersangkutan. Tidak hanya itu saja, menurut Subekti 2010, juga berpendapat bahwa motif hias itu terdapat dua macam, yakni berupa motif geometris dan motif naturalistik. Sementara motif hias yang berdasarkan pada subjeknya, terdiri dari motif tumbuhan, hewan, dan manusia. Nah, jika Grameds melihat dari sisi terminologinya, istilah “Ragam Hias” ini terdapat kata “hias” yang memiliki definisi berupa mempercantik dan memperindah. Dari hal tersebut tentu saja Grameds sudah memahami bahwa keberadaan ragam hias apapun itu bentuk motifnya pasti berguna untuk mempercantik dan memperindah benda. Meskipun ragam hias ini kebanyakan memiliki fungsi estetis, tetapi sebagian besar bentuk motifnya mempunyai arti khusus lho… Apalagi di negara kita ini, kesenian yang melalui proses hias-menghias ini sudah dikenal oleh banyak orang hingga mancanegara. Banyak ahli juga berpendapat bahwa kesenian Indonesia tersebut kira-kira dimulai sejak Zaman Neolitikum alias zaman kebudayaan batu tengah berlangsung, yakni sekitar 2000-3000 SM. Pada zaman tersebut, masyarakat sudah banyak mengalami perubahan hidup, sebut saja dengan kebiasaan nomaden berubah menjadi menetap tempat tinggalnya, bercocok tanam, hingga upaya mengerjakan alat-alat keperluan hidup yang kemudian diberi hiasan. Wah, sejak zaman dahulu ternyata manusia sudah mengenal keindahan ya! Apabila Grameds masih bingung akan bagaimana penerapan dari ragam hias di Nusantara ini, dapat juga melihat pada benda-benda kebudayaan Nusantara, misalnya pada batik, ukiran kayu, pahatan kayu, hingga anyaman. Ragam hias tersebut memang memiliki bentuk dasar yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya, tetapi setiap daerah pasti memiliki variasi masing-masing. Bahkan tak jarang, dalam suatu kerajinan atau seni tradisional pasti terdapat makna spiritual pada bentuk motifnya tersebut. Pada dasarnya, ragam hias ini beberapa macam motif, yakni ragam hias geometris, ragam hias flora, ragam hias fauna, dan ragam hias figuratif. Ragam hias geometris adalah yang memiliki bentuk dasar garis lurus, lengkungan, hingga membentuk suatu bentuk bidang geometri. Lalu ragam hias flora adalah yang berbentuk layaknya tumbuhan alam. Kemudian ragam hias fauna adalah yang berbentuk layaknya hewan, baik itu hewan secara mitologi maupun hewan nyata. Terakhir adalah ragam hias figuratif yang memiliki bentuk layaknya manusia. Faktor Pengaruh Pada Motif Ragam Hias Keberadaan motif ragam hias yang memiliki banyak variasi ini tentu saja menjadi identitas khusus bagi budaya di wilayah tertentu, sehingga sangat bermanfaat bagi para arkeolog maupun sejarawan. Terdapat beberapa faktor pengaruh pada variasi motif ragam hias yang ada di Nusantara ini, yakni Lingkungan alam Flora di suatu daerah Fauna di suatu daerah Manusia sebagai anggota masyarakat di suatu daerah Kebanyakan motif ragam hias yang ada di Nusantara ini menggunakan motif hias flora fauna yang asing untuk ditemui, sebab sebagian besar memang berasal dari pengaruh asing. Contoh adanya motif ragam hias berupa burung phoenix, naga, awan biru, hingga batu karang yang mana berasal dari seni Cina dan biasanya ditemukan pada karya seni rupa yang khas dari utara Pulau Jawa. Kemudian ada juga motif bunga teratai yang bermakna sebagai kelahiran, diambil dari kesenian Hindu India dan banyak diterapkan pada arca dan relief candi di Nusantara ini. Pengertian Ragam Hias Figuratif Ragam hias figuratif adalah bagian dari jenis-jenis ragam hias yang berkembang di Nusantara ini. Pada ragam hias ini, umumnya akan menggunakan manusia sebagai objeknya alias bentuk motifnya akan berupa manusia, baik itu wajah atau badan manusia. Seniman nantinya akan meniru bentuk tubuh manusia, mulai dari kepala hingga kakinya, dengan gaya tertentu. Dalam penerapannya, seniman tidak hanya akan membentuk motif figuratif ini saja, tetapi akan ditambahi dengan motif dari ragam hias flora maupun fauna. Ragam hias figuratif dapat berbentuk 2 dimensi dan 3 dimensi. Biasanya, bentuk ragam hias yang dalam 2 dimensi ini terdapat pada lukisan atau gambar yang menggunakan software tertentu. Namun tak jarang pula, ragam hias figuratif 2 dimensi ini akan diterapkan pada kain tenun maupun kain batik. Kemudian, bentuk ragam hias yang dalam 3 dimensi dapat berupa patung atau topeng. Di Nusantara ini, keberadaan ragam hias figuratif lebih banyak berasal dari daerah timur Indonesia, misalnya Papua. Di Papua khususnya suku Asmat, penerapan ragam hias figuratif ini mereka terapkan pada patung, baik itu yang berbahan dasar kayu maupun batu. Fungsi Ragam Hias 1. Fungsi Simbolis Bentuk motif dari ragam hias mudah dijumpai pada produk-produk benda pusaka yang biasanya digunakan untuk upacara ritual yang bersifat keagamaan atau kepercayaan, sekaligus menyertakan nilai estetis di dalamnya. Bentuk motif yang dalam hal ini biasanya berupa motif fauna, khususnya hewan-hewan mitologi seperti naga, burung garuda, hingga burung phoenix. Misalnya pada gerbang candi, akan terdapat ragam hias fauna berupa gambaran wajah raksasa atau banaspati yang mana menjadi simbol penolak bala. Namun ada juga masyarakat daerah yang menggunakan motif fauna dengan bentuk hewan-hewan purba, misalnya hewan biawak yang menjadi simbol atas penjelmaan roh nenek moyang. Sementara burung biasanya menjadi simbol akan gambaran roh yang telah terbang menuju surga sekaligus simbol sebagai dunia atas. 2. Fungsi Teknis Konstruktif Dalam fungsi ini, ragam hias dapat digunakan sebagai penyangga dan memperkokoh konstruksi bangunan, tentu saja disertai dengan nilai estetisnya. Tak jarang pada tiang, bubungan atap, hingga pegangan tangga akan didesain dalam bentuk motif ragam hias ini sehingga nantinya bangunan akan kokoh sekaligus nampak indah. 3. Fungsi Estetis Dalam fungsi ini, ragam hias diperuntukkan supaya benda atau karya seni terlihat lebih indah atas adanya hiasan tersebut. Fungsi ini dapat Grameds lihat pada produk-produk keramik, karya seni batik, tenunan, anyaman, senjata tradisional, peralatan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Coba bayangkan jika benda-benda tersebut tidak dihiasi oleh motif apapun alias polosan, pasti kurang menarik untuk dilihat bukan? Berdasarkan penelitian pada artikel jurnal berjudul “Keunikan Ornamen Bermotif Figuratif Pada Kompleks Bangunan Masjid Menara Kudus” oleh Supatmo ini, menyatakan bahwa penggunaan motif ragam hias figuratif dapat diterapkan di bangunan apapun, salah satunya adalah masjid sebagai tempat beribadah umat muslim. Umumnya, seni bangunan masjid terutama sebagai peninggalan sejarah pada awal perkembangan budaya Islam di Jawa, memiliki persamaan dalam hal ciri bentuk dan struktur visualnya. Ciri yang paling menonjol adalah pada unsur atap tumpangnya yang mana akan selalu tersusun dalam jumlah gasal alias ganjil, biasanya akan berjumlah tiga atau lima. Nah, dari sekian banyaknya peninggalan seni kebudayaan Islam yang tersebar di Nusantara ini, salah satunya adalah Masjid Menara Kudus, di Kudus, Jawa Tengah. Grameds pasti sudah tahu bahwa wujud kebudayaan itu ada tiga hal, yakni 1 yang berupa ide atau gagasan dan biasanya diwujudkan dalam hal norma, 2 aktivitas kompleks manusia dalam hidup bermasyarakat, dan 3 hasil karya manusia yang biasanya diwujudkan pada candi, relief, masjid, dan peninggalan fisik lainnya. Nah, keberadaan Masjid Menara Kudus ini menjadi bukti dari wujud kebudayaan yang ketika yakni yang berupa hasil karya manusia. Ragam hias figuratif ternyata dapat juga diterapkan di Masjid Menara Kudus ini dengan menggunakan motif Kala yang terletak di bagian padasan. Padasan adalah sarana vital dari sebuah masjid, yakni sebagai tempat berwudhu atau tempat bersuci. Pana Masjid Menara Kudus ini, padasan berada di sisi selatan, berupa dua deret pancuran dengan masing-masing berjumlah delapan. Pancuran air tersebut akan berbentuk hiasan topeng kedhok yang berupa kala bermata tiga. Sebenarnya, keberadaan akan bentuk kala ini menjadi tradisi seni Hindu-Budha. Dalam mitologinya, kala merupakan makhluk imajinatif yang dipercaya sebagai penjaga manusia dari kekuatan jahat dan memberikan kekuatan baik. Dalam seni hias Islam, cenderung akan menghindari penggambaran akan makhluk-makhluk bernyawa figur manusia-binatang. Hal ini berhubungan dengan proses akulturasi budaya. Kemudian, pada pancuran padas tersebut terlihat mirip dengan saluran air Jaladwara pada tradisi seni bangunan Hindu-Budha. Di Masjid Menara Kudus ini, bentuk Kala-Jaladwara berbentuk lebih pipih dari bentuk aslinya. Menggunakan pola luar membentuk sudut puncak pada bagian atasnya, layaknya mahkota dengan mulut menganga sebagai saluran air wudhu. Lalu, gigi akan terlihat seperti dua tarik atas yang melengkung ke arah bawah seperti motif ukel. Makhluk kala ini memiliki hidung yang besar, dengan dua mata kiri-kanan dan satu mata di tengah yang disebut dengan Urna. Pancuran air wudhu dengan hiasan pola Kala-Jaladwara ini berjumlah dua deret yang saling membelakangi, yang mana setiap deretnya berjumlah delapan buah. Mengenal Bentuk Ragam Hias Non-Figuratif 1. Motif Ragam Hias Abstrak Motif ragam hias memiliki bentuk motif yang unik, sebab susah untuk dikenali apa bentuk dasarnya. Motif ini seolah tidak menggambarkan suatu objek khusus, baik itu objek alam maupun objek khayalan. Meskipun demikian, ternyata motif ragam hias ini memiliki makna dan filosofis yang sangat mendalam. Biasanya bentuk abstrak-nya terdiri dari abstrak simbolis, berupa tanda baca, lambang-lambang, hingga huruf China. 2. Motif Ragam Hias Anyaman Grameds pasti sudah tidak asing dengan motif ragam hias ini, sebab biasanya ditemukan pada perabotan rumah tangga yang terbuat dari rotan. Ragam hias anyaman ini memang sudah terkenal sejak dahulu kala dan telah berkembang menjadi beragam variasi bentuk hingga sekarang. Biasanya, motif ragam hias ini akan menggunakan dua warna saja, tetapi tak jarang pula ada seniman yang menggunakan lebih dari dua warna. Jenis motif ragam hias anyaman yang paling populer adalah kembang, liris, lampitan, jruno kembar, dan mozaik. 3. Motif Ragam Hias Barong Biasanya, motif ragam hias ini banyak digunakan oleh masyarakat budaya daerah Bali. Terlebih Pulau Bali dan kebudayaannya memang kental akan ragam hias barong, yang mana kerap digunakan dalam upacara adat bali. Pencampuran warna yang digunakan juga cenderung berwarna-warni dan umumnya terdapat pada kain tenun hingga lukisan. Sebenarnya, istilah “Barong” ini kerap ditemukan di beberapa kesenian dari Jawa Bali. Barong sendiri adalah makhluk mitologi yang dalam budaya Jawa dan Bali berarti ajaib. Wujud dari barong biasanya menyerupai gabungan dari singa, garuda, gajah, dan naga, yang mana masing-masingnya memiliki kekuatan dan kejayaan. 4. Motif Ragam Hias Batik Dalam motif ragam hias batik ini, biasanya akan menggunakan objek flora dan fauna yang ada di daerah. Variasi batik yang ada di penjuru Nusantara ini memang dibuat bergantung pada letak geografis dan ciri khas dari daerah tersebut, yang mana akan berhubungan erat dengan kepercayaan dan adat istiadat dari suatu daerah tertentu. Ornamen yang digunakan biasanya berbentuk naga, api, pohon, gunung, parang, tumbuhan, dan lain-lain. 5. Motif Ragam Hias Bordir Pembuatan motif ragam hias bordir ini umumnya dibentuk di atas kain atau benda lainnya dengan menggunakan jarum jahit dan benang. Berbeda dengan ragam hias batik yang ditulis menggunakan alat khusus berupa canting, pada motif ragam hias bordir justru akan menggunakan tambahan ornamen berupa manik-manik, bulu burung, potongan logam, hingga payet. Pembuatannya juga dapat dilakukan dengan cara bordir manual dan bordir mesin. Pada cara bordir manual, biasanya akan menggunakan tangan dan teknik sulam. Nah, itulah ulasan mengenai ragam hias figuratif dan penerapannya dalam kebudayaan Nusantara. Apakah Grameds pernah melihat ragam hias jenis ini di sekitar tempat tinggalmu? Sumber Supatmo, S. 2014. KEUNIKAN ORNAMEN BERMOTIF FIGURATIF PADA KOMPLEKS BANGUNAN MASJID MENARA KUDUS. Imajinasi Jurnal Seni, 71, 63-80. Baca Juga! Apa Itu Seni Rupa Terapan? Pengertian dan Konsep Seni Aliran Futurisme Cabang-Cabang Seni, Apa Saja? Contoh Karya Seni 3 Dimensi Pengertian dan Jenis Seni Lukis 9 Pilihan Jurusan Kuliah Desain dan Seni Jenis-Jenis Gambar Ilustrasi Apa Itu Aliran Abstraksionisme Apa Itu Aliran Kubisme? Teori Warna Menurut Para Ahli Pengertian Naturalisme dan 9 Tokohnya Apa Itu Aliran Surealisme? ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

motif geometris banyak dijumpai pada benda benda karya seni